Thursday, October 20, 2011

Kung Fu Mie


Inilah mie yang kutunggu-tunggu pertemuanku dengannya. Setelah pertemuan yang pertama begitu berkesan, aku menantikan pertemuan dengannya lagi. Sayang tidak setiap saat aku bisa menemuinya karena tempatnya yang jauh dan macet serta jaranglah aku ada keperluan ke tempat ini kecuali ada undangan seminar seperti hari ini. Oleh karena itu aku sangat bahagia mendapat undangan seminar kali ini. Kapan lagi?

Namanya sangat pop, Kung Fu Mie. Kesannya seperti main-main, padahal mie nya tidak main-main. Tempatnya ada di food court lantai PB1 Mangga Dua Square. Tidak kusangga di kerumunan food court ada satu gerai mie yang mengusung menu szechuan. Terlalu mewah? Sepertinya terlalu serius malahan. Tidak umum rasanya menu-menu szechuan ini ada di food court, biasanya hanya ada di restoran.

Apa saja yang disajikan? Seperti menu szechuan pada umumnya, rasa pedas cabai kering begitu mendominasi masakan cina ini. Ada Mie Sapi Pedas, Daging Sapi Pedas yang sangat terkenal itu, Kuo Tie, Ayam Kung Pao dan lain-lain.

Seperti terdahulu, berhubung lapar, aku memesan Mie Sapi Pedas. Hmm begitu melihat porsi dan penampilan mie ini, semua mata teman-temanku langsung terbelalak. Glek..glek....lagian sih pada pesen nasi ayam penyet....

Porsi mie ini tergolong besar untuk ukuran kita, untuk ukuran mereka ini biasa. Semangkok bakmi kuah yang berisi taburan daun ketumbar cincang, daging cincang bumbu kecap, lembaran daging sukiyaki dan beberapa lembar baby bok choi (bukan cay sim) serta irisan daun bawang cung. Walaupun belum ditambahkan sambal minyak cabai penampilannya sudah amat menggoda. Dengan asap mengepul dihiasi segarnya warna hijau sayuran serta lembaran daging sapi yang masih juicy mie ini sudah membuat orang terbelalak apalagi setelah ditambahkan minyak cabai yang merah menyala...hhmm...

Rasanya sebenarnya hampir sama dengan mie-mie cina yang lain seperti Lo Mein, akan tetapi karena ada cincangan daun ketumbar/ cilantro, maka rasa daun ini memberikan aroma dan sensasi khusus yang menyegarkan kuahnya. Dan yang membuat mie ini agak berbeda adalah daging sapinya. Kaldunya begitu bersih dan segar, ini menunjukkan bahwa daging yang dipakai sebagai kaldu adalah daging yang bagus dan tidak berlemak.

Yang membuat aku begitu nafsu sebenarnya sambal cabai keringnya. Sambel ini ditenggelamkan oleh minyak yang berwarna merah menyala dan dihiasi butir-butiran wijen yang mengambang diatasnya. Menurut mbak pelayannya cabai ini dibuat dari cabai kering, kacang tanah, minyak goreng dan biji wijen. Lumayan dapet bocoran. Mereka bahkan menjual sambal ini secara terpisah dalam botol-botol dengan harga Rp. 35 rb per botol.


Harga satu porsi Mie Sapi sebesar Rp. 26 rb, Daging Sapi Pedas Rp. 39 rb serta Kuo Tie Rp. 29 rb. Tidak terlalu mahal untuk makanan yang se-spesial ini.

Mudah-mudahan masih ada undangan-undangan seminar berikutnya di sini supaya lebih kenal dengan mie yang pedas dan segar ini.