Oh adikku, kekasihku ojo pijer nangis wae
Ayo dolan karo aku, ono ngisor uwit manggis
Sedelo meneh, Ibu rawuh ngasto oleh-oleh
Gedhang goreng, Kacang Cino, Jadah karo Kuih Moho......
Bagi teman-teman seumuranku yang masa kecilnya dihabiskan di daerah Jawa Tengah dan Jogjakarta pasti mengenal lagu ini. Lagu ini diajarkan di sekolah taman kanak-kanak. Syairnya adalah tentang seorang kakak yang menghibur adiknya yang sedang menangis karena ditinggal ibunya pergi ke pasar. Si kakak menjanjikan pada adiknya bahwa Ibu akan segera datang membawa oleh-oleh makanan yang salah satunya adalah Kacang Cino.
Dari ketika mengenal lagu ini, aku tidak pernah tau apa yang dimaksud dengan Kacang Cino. Bentuknya, rasanya, hanya sebuah syair lagu belaka. Sebab di pasaran tidak pernah ada yang menjual yang namanya Kacang Cino.
Belakangan beredar di pasar makanan Kacang Thailand. Kacang tanah goreng yang dibumbui dengan cabai, garam dan gula atau madu kemudian dicampur dengan daun jeruk kering. Ketika dikunyah di mulut rasanya akan berubah seperti sambel Pecel.
Tadi malam aku bertemu teman yang baru pulang dari Cina. Dia menawariku camilan kacang yang dia bawa dari sana. Sangat menarik. Biji kacangnya besar-besar dan dicampur dengan cabai kering, merica szechuan kering, garam dan penyedap. Hampir mirip dengan Kacang Thailand tapi yang ini tampilannya lebih sangar karena didominasi dengan warna merah serpihan-serpihan cabe kering.
Ketika akan mencobanya sudah ada rasa miris melihat tampilannya. Benar juga. Rasa pedasnya cabai yang intens bercampur dengan asin dan gurihnya penyedap akan membuat kita tersedak apabila kurang berkonsentrasi ketika mengunyahnya. Belum lagi ditambah pedas dan semriwingnya butiran-butiran merica szechuan atau andaliman kering yang nampak bertebaran diantara kacang tanahnya.
Sensasi terakhir yang akan membuat kita kaget dan panic adalah rasa dari merica szechuan yang baru akan muncul belakangan. Rasanya lidah menjadi kesemutan diiringi rasa pedas serta semriwing dalam waktu yang cukup lama. Hal ini akan memancing air liur kita keluar lebih banyak dan membuat kita berkeringat. Sungguh sensasional! Bagi yang tidak mengenal andaliman atau merica szechuan pasti akan panic merasakan sensansi ini. Tapi karena aku sudah tau efek merica sechuan jadi hal tersebut tidak membuatku heran.
Nama kacang ini aku tidak tau karena plastik pembungkusnya bertuliskan huruf kanji. Untuk mempermudah, aku dan kawan-kawan menyebutnya Kacang Cina sesuai asal kacang tersebut.
Mengingat rasanya yang luar biasa, rasanya lagu di atas kurang relevan. Sebab apabila si adik dibawakan Kacang Cino oleh Ibunya, ketika dia makan instead of tertawa senang malahan tangisnya makin kenceng......:)
No comments:
Post a Comment